BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara etimologi, kata sholat
menurut para pakar bahasa adalah bermakna doa. Shalat dengan makna doa tersirat
di dalam salah satu ayat al-Qur;an: “Dan shalatlah (mendo’alah) untuk
mereka. Sesungguhnya shalat (do’a) kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS. At-Taubah: 103)
Dalam ayat ini, shalat yang
dimaksud sama sekali bukan dalam makna kewajiban mendirikan shalat yang
lima waktu, melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Shalat
diartikan dengan doa, karena pada hakikatnya shalat adalah suatu hubungan
vertikal antara hamba dengan Tuhannya, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya
hamba, apabila ia berdiri untuk melaksanakan shalat, tidak lain ia berbisik pada
Tuhannya. Maka hendaklah masing-masing di antara kalian memperhatikan kepada
siapa dia berbisik”.
Adapun secara terminologi,
shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan gerakan yang
sudah ditentukan aturannya yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam. Lebih jauh, definisi ini merupakan hasil rumusan dari apa yang
disabdakan Nabi SAW: “Shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku
shalat”. Dengan demikian, dasar pelaksanaan shalat adalah shalat
sebagaimana yang sudah dicontohkan Nabi SAW mulai bacaan hingga berbagai
gerakan di dalamnya, sehingga tidak ada modifikasi dan inovasi dalam praktik
shalat.
Dalam Islam, shalat menempati
posisi vital dan strategis. Ia merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi
pembatas apakah seseorang itu mukmin atau kafir. Nabi SAW bersabda: “Perjanjian yang mengikat antara kami dan
mereka adalah mendirikan shalat. Siapa yang meninggalkannya, maka sungguh dia
telah kafir”(H.R Muslim)
Sedemikian vitalnya shalat,
maka ibadah shalat dalam Islam tidak bisa diganti atau diwakilkan. Dia wajib
bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dalam kondisi apapun: baik dalam
kondisi aman, takut, dalam keadaan sehat dan sakit, dalam keadaan bermukim dan
musafir. Oleh karena itu, pelaksanaan shalat bisa dilakukan dengan berbagai
cara, tergantung pada keadaan pelakunya; kalau tidak bisa berdiri boleh duduk,
kalau tidak bisa duduk boleh berbaring, dan seterusnya.
Hal terpenting sikap yang
pertama kali harus ditunjukkan adalah bahwa kita wajib menjadikan shalat
sebagai suatu ibadah dulu. Kemudian setelah itu, baru mengetahui manfaatnya
dalam sendi kehidupan kita.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah bagaimana kita bisa mendirikan shalat dengan efektif dan
kemudian dapat kita ketahui manfaatnya.
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah dari salah satu dosen
pembimbing sebagai proses pembelajaran dan peningkatan mutu wawasan terkait
dengan tema makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
- FUNGSI SHALAT DALAM KEHIDUPAN
Shalat merupakan
faktor terpenting yang menyangga tegaknya agama Islam. Sehingga, sudah
sepatutnya, umat Islam memahami maknanya dan mengetahui fungsi dimensi shalat
dalam kehidupan manusia, khususnya dari sisi kerohanian dan kehidupan
bermasyarakat.
a.
Shalat dalam sisi kerohanian
Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an: "Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku."(Qs. Thaha: 14). "(Yaitu)
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tenang." (Qs. Ar-Ra'du: 28)
Dua ayat di atas mengisyaratkan kepada kita,
bahwa soal ketenangan jiwa adalah janji Allah yang sudah pasti akan diberikan
kepada orang yang shalat. Hati bisa tenang bila mengingat dan dzikir kepada
Allah, sedang sarana berdzikir yang paling efektif adalah shalat yang
semata-mata karena Allah AWT,tanpa ada unsur –unsur duniawi.
b.
Shalat dalam sisi social
bermasyarakat
Allah SWT berfirman: “Dan dirikanlah
shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya
dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs.
Al-Ankabuut:45)
Dengan jelas ayat di atas mengisyaratkan bahwa salah satu
pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya
menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Dengan kata lain, jika seorang hamba dengan penuh
kekhusyu’an dan kesungguhan menghayati kehadiran Tuhan pada waktu shalat, maka
diharapkan bahwa penghayatan akan kehadiran Tuhan itu akan mempunyai dampak
positif pada tingkah laku dan budi pekertinya dalam kehidupan social bermasyarakat.
B. FUNGSI GERAKAN SHALAT DARI SISI KESEHATAN.
Shalat adalah amalan ibadah
yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah
sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun,
pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah
menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit! Saat seorang hamba
telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik
makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya
bagi kehidupan manusia.
a. TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak,
mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau
dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening
(limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan
darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu
meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua
tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian
atas.
b. RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna
ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di
atas punggung tersebut tak akan tumpah.Posisi kepala lurus dengan tulang
belakang. Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang
belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh
bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot
bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah
gangguan prostat.
c. I'TIDAL
Postur:
Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan
setinggi telinga. Manfaat: I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan
sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan
yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami ! pemijatan dan
pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d.
SUJUD
Postur:
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada
lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa
mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.
Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah
mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi
kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e.
DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam! ,
yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan
terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini
menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak
mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas
deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi
posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai
turut meregang dan kemudian relaks kembali.
f. SALAM
Gerakan
memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, Manfaat:
Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan
kulit wajah.
kulit wajah.
Masih
banyak fungsi shalat yang bermanfaat yang belum sempat penulis paparkan, insya
Allah sebagai umat muslim kita tak hentinya untuk terus mengkaji dan menggali
pengetahuan dibidang islam khususnya yang menyangkut materi diatas.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari sini bisa
di ambil kesimpulannya , bahwa tidak terlalu sulit dipahami jika orang yang
intens komunikasinya dengan Allah, melalui shalat yang khusyu’ sebagai
sarananya, akan berhasil mencapai kemenangan dan keberhasilan di berbagai sendi
kehidupan. Sebab, pada saat shalat seorang hamba sedang ada dalam komunikasi
langsung dengan sumber energi dan kekuatan, yaitu Allah SWT. Jika kita sudah
dekat dengan sumber energi dan sumber kekuatan itu, maka dengan izin-Nya energi
dan kekuatan itu akan mengalir ke dalam diri kita. Sehingga dari sana
kemenangan dunia dan akhirat yang kita cita-citakan Insya Allah bisa dicapai….amiin
- SARAN
Semoga makalah sederhana ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua,terlepas dari itu tiada kesempurnaan yang hakiki hanyalah
milik Allah semata. Lebih dan kurangnya materi makalah ini mohon dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA
Buat apa shalat?! Kecuali jika anda hendak mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup / Hidar Bagir. Penerbit Mizania, Bandung;2008;260 hlm.; 21cm
Bayumi, Syaikh Muhammad 44 kesalahan orang shalat. Penerbit
PUSTAKA AL-KAUTSAR, Jakarta Timur Agustus 2003; x + 232
Tidak ada komentar:
Posting Komentar